Memperkuat Ekosistem Pelestarian Lingkungan melalui Pendekatan Kebudayaan dan Kesejarahan di Indonesia

Apakah solusi atas krisis lingkungan harus selalu datang dari teknologi modern, atau bisa jadi, dari manuskrip dan tradisi lisan leluhur kita?

Di tengah maraknya perbincangan tentang isu lingkungan, terutama perubahan iklim yang kian mengancam keberlangsungan hidup di planet ini, dimensi kebudayaan—yang terangkum dalam kerangka environmental humanities—masih sering terabaikan. Padahal, kebudayaan lokal menyimpan nilai-nilai penting untuk pelestarian lingkungan, yang tercermin dalam naskah-naskah lama dan tradisi lisan masyarakat.

Berangkat dari pemahaman ini, program Histori/Lestari dirancang untuk menggali praktik-praktik budaya yang mendukung pelestarian lingkungan dan perawatan alam. Proses penggalian akan dilakukan melalui tiga pendekatan utama:

  1. Kajian sejarah lingkungan

  2. Kajian filologis atas naskah-naskah yang berkaitan dengan alam

  3. Kajian tradisi lisan dalam masyarakat


Dalam pelaksanaannya, program ini dibagi berdasarkan dua rentang waktu kegiatan:

1. Kegiatan berdurasi sedang


Difokuskan pada pengarusutamaan riset lintas disiplin mengenai isu lingkungan dari perspektif budaya. Program ini mendorong riset-riset bertema pelestarian lingkungan melalui:

  • Pendanaan proposal penelitian terpilih

  • Dukungan penelitian lapangan

  • Diseminasi hasil riset dalam bentuk seminar dan publikasi buku

Dengan pendekatan ini, diharapkan terbuka ruang percakapan baru seputar ketahanan lingkungan yang berakar pada pengalaman sejarah dan kearifan budaya masyarakat.

2. Kegiatan berdurasi pendek


Fokus pada diseminasi pengetahuan melalui kegiatan publik yang bersifat tematik dan berkala, meliputi:

  • Kuliah umum "Partihistori", yang membahas isu lingkungan berbasis kajian sejarah dan filologis, termasuk interaksi manusia-alam serta jejak ekologis dalam naskah-naskah lokal.

  • "Sintastalk", diskusi publik yang menyoroti buku-buku terbaru seputar isu lingkungan dari sudut pandang kebudayaan.

Kegiatan-kegiatan ini akan menghadirkan para akademisi ahli, serta diharapkan dapat memperkuat ekosistem pengetahuan yang mendukung pelestarian lingkungan berbasis kebudayaan.

Mengingat sifatnya yang lintas disiplin, program ini terbuka untuk kolaborasi dengan berbagai pihak—termasuk perguruan tinggi, asosiasi akademik, hingga NGO yang memiliki perhatian pada isu serupa.

Histori/Lestari merupakan rangkaian program penelitian, pelatihan, penerbitan, dan ekshibisi yang akan dilakukan oleh Asosiasi Sejarah Lintas Batas (SINTAS) dengan melibatkan berbagai kalangan, terutama para mahasiswa, dengan latar keilmuan berbeda untuk bersama-sama mengelaborasi aspek sejarah, manuskrip lokal, dan tradisi lisan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan. Program ini juga didukung oleh Kementerian Kebudayaan RI melalui program Dana Indonesiana.

Di tengah maraknya perbincangan tentang isu lingkungan, terutama perubahan iklim yang kian mengancam keberlangsungan hidup di planet ini, dimensi kebudayaan—yang terangkum dalam kerangka environmental humanities—masih sering terabaikan. Padahal, kebudayaan lokal menyimpan nilai-nilai penting untuk pelestarian lingkungan, yang tercermin dalam naskah-naskah lama dan tradisi lisan masyarakat.

Berangkat dari pemahaman ini, program ini dirancang untuk menggali praktik-praktik budaya yang mendukung pelestarian lingkungan dan perawatan alam. Proses penggalian akan dilakukan melalui tiga pendekatan utama:

  1. Kajian sejarah lingkungan

  2. Kajian filologis atas naskah-naskah yang berkaitan dengan alam

  3. Kajian tradisi lisan dalam masyarakat


Dalam pelaksanaannya, program ini dibagi berdasarkan dua rentang waktu kegiatan:

1. Kegiatan berdurasi sedang


Difokuskan pada pengarusutamaan riset lintas disiplin mengenai isu lingkungan dari perspektif budaya. Program ini mendorong riset-riset bertema pelestarian lingkungan melalui:

  • Pendanaan proposal penelitian terpilih

  • Dukungan penelitian lapangan

  • Diseminasi hasil riset dalam bentuk seminar dan publikasi buku

Dengan pendekatan ini, diharapkan terbuka ruang percakapan baru seputar ketahanan lingkungan yang berakar pada pengalaman sejarah dan kearifan budaya masyarakat.

2. Kegiatan berdurasi pendek


Fokus pada diseminasi pengetahuan melalui kegiatan publik yang bersifat tematik dan berkala, meliputi:

  • Kuliah umum "Partihistori", yang membahas isu lingkungan berbasis kajian sejarah dan filologis, termasuk interaksi manusia-alam serta jejak ekologis dalam naskah-naskah lokal.

  • "Sintastalk", diskusi publik yang menyoroti buku-buku terbaru seputar isu lingkungan dari sudut pandang kebudayaan.


Kegiatan-kegiatan ini akan menghadirkan para akademisi ahli, serta diharapkan dapat memperkuat ekosistem pengetahuan yang mendukung pelestarian lingkungan berbasis kebudayaan.


Mengingat sifatnya yang lintas disiplin, program ini terbuka untuk kolaborasi dengan berbagai pihak—termasuk perguruan tinggi, asosiasi akademik, hingga NGO yang memiliki perhatian pada isu serupa.

Dipersembahkan oleh